dzikir

Minggu, 21 April 2013

Sistem Standar biaya dan Kinerja Keuangan

Beberapa teknik inisiatif strategis adalah Activity Based Costing Sistem (ABC), Just-in-Time (JIT), dan Total Quality Management (TQM). Keputusan penetapan harga biasanya didasarkan pada perhitungan yang akurat dari biaya pelayanan dan unit yang diproduksi. Hal ini pada gilirannya menciptakan sistem biaya yang efektif. Sistem yang paling tepat dalam hal ini adalah sistem biaya Activity-Based (ABC). Sistem Activity Based  Costing adalah sistem alternatif yang dapat menggantikan sistem konvensional yang digunakan untuk mengalokasikan biaya umum.


Namun, minat dan kecenderungan untuk menggunakan sistem ini dikaitkan dengan berbagai keuntungan dicapai melalui sistem. Mungkin, yang paling menonjol dari keuntungan ini melibatkan langkah-langkah meningkatkan kinerja, memberikan langkah-langkah yang lebih akurat dan tepat untuk pengambilan keputusan harga, rasionalisasi biaya produksi, dan memilih kombinasi produksi yang optimal.

Menurut Robin Cooper dan Robert S. Kaplan (1991:269) menyebutkan bahwa ada dua asumsi penting yang mendasari ABC Systems, yaitu:
  1. Aktivitas menyebabkan timbulnya biaya (activities cause cost) ABC Systems berangkat dari asumsi bahwa sumber daya pendukung atau sumber daya tidak langsung menyediakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya yang harus dialokasikan. Tahap pertama dari ABC Systems adalah membebankan biaya-biaya dari sumber daya pendukung ke aktivitas-aktivitas yang menggunakan sumber daya tersebut. Karena itu, ABC Systems berangkat dari asumsi bahwa aktivitas menyebabkan timbulnya biaya.
  2. Produk dan pelanggan menyebabkan timbulnya permintaan atas aktivitas ( product and customers create the demand for activities) Untuk membuat produk diperlukan berbagai aktivitas dan setiap aktivitas memerlukan sumber daya untuk pelaksanaan aktivitas tersebut. Karena itu, pada tahap kedua dari ABC Systems biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasar konsumsi atau permintaan masing-masing produk terhadap aktivitas tersebut.

Sistem produksi, Just-In-Time (JIT), mengadopsi sistem yang tepat untuk pengendalian persediaan bersama dengan sistem informasi yang efisien untuk koordinasi penuh antara produktivitas di satu sisi, dan pemasok di sisi lain. Koordinasi untuk mengangkut pasokan bahan baku sesuai dengan spesifikasi yang tepat, jumlah dan pada waktu yang tepat dan dalam kerangka lingkungan bisnis yang stabil. Sistem ini mengurangi biaya produksi, persiapan, re-operasi, transportasi, membuang surplus produksi dan waktu menunggu, dan terus meningkatkan kinerja terutama dalam konteks persaingan yang berat.

Beberapa point penting mengenai JIT (Just In Time System), diantaranya:
  •  JIT bertujuan menyimpan persediaan sesedikit mungkin sehingga sistem produksi harus sangat
    efisien.
  • Pengiriman akan menjadi kecil dan sering daripada dalam jumlah besar.
  • Perusahaan perlu memiliki pemasok yang dapat diandalkan- yang akan menjamin ketersediaan bahan baku berkualitas dan tepat waktu.
  • Tenaga Kerja juga harus fleksibel dan multi-terampil untuk meminimalkan penundaan dan
    menghilangkan kualitas produksi yang buruk. 
  • JIT sering dikaitkan dengan TQM.
  • Order persediaan hanya dilakukan bila diperlukan.

Total Quality Management (TQM), merupakan perluasan alami dari upaya intensif yang ditujukan untuk meningkatkan dan memperbaiki kinerja perusahaan melalui kontrol kualitas produk. Dalam TQM, kualitas adalah yang paling penting dari semua, bahkan biaya yang dikeluarkan untuk tujuan memelihara atau meningkatkan kualitas diperkenankan.

Beberapa varian terkait sistem biaya dalam lingkungan Sistem JIT maupun TQM, misalnya:

1. Harga Bahan Baku

Pada penerapan JIT :
Perusahaan siap membayar harga yang lebih tinggi untuk jaminan bahan baku yang bebas cacat dari pemasok. 
Pada TQM
perusahaan siap untuk membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan bahan berkualitas yang lebih baik sehingga segala sesuatunya akan sesuai dengan rencana awal.

2. Efisiensi

Pada JIT
Efisiensi terhadap biaya tenaga kerja, overhead dan biaya overhead tetap.

Pada TQM
Tenaga kerja bekerja demi meminimalkan limbah dan meningkatkan kualitas, efisiensi bisa merugikan tetapi diperbolehkan asalkan produk akhir memenuhi harapan pelanggan.

3. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi

Pada JIT
Karena tenaga kerja harus cepat dalam proses produksi maka pemborosan dapat terjadi

Pada TQM
Produk akhir yang dikirim kepada pelanggan adalah produk yang bebas cacat sehingga  tidak dikembalikan lagi (retur) oleh pelanggan karena alasan cacat sehingga lebih banyak bahan baku yang digunakan untuk memastikan produk yang lebih berkualitas dan dapat diterima pelanggan.

Pada ketiga varian diatas sangat dimungkinkan faktor tersebut tidak akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Analisis varians tidak akan membantu dan berpotensi menyesatkan dalam organisasi modern

Standard costing adalah yang paling tepat pada lingkungan perusahaan yang stabil, dan terstandarisasi, tapi sekarang lingkungan sebagian besar lingkungan bisnis berubah dengan cepat sehingga Standard costing memunculkan masalah berikut:
  1. Berkonsentrasi pada pengurangan biaya dan mengabaikan kualitas atau kepuasan pelanggan.
  2. Terlalu banyak penekanan pada biaya tenaga kerja langsung tetapi dalam lingkungan modern, proses produksi terotomatisasi, sehingga tenaga kerja langsung adalah hanya sebagian kecil dari biaya
  3. Fokus pada pengendalian biaya variabel jangka pendek tetapi dalam lingkungan modern, sebagian besar biaya termasuk biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tetap.
  4. Lingkungan modern lebih dinamis, tidak stabil dan operasional yang lebih kompleks. Standard costing mungkin tidak cocok untuk lingkungan ini.
  5. Pencapaian standar dalam standard costing, tetapi lingkungan bisnis modern lebih berfokus pada perbaikan terus-menerus.
  6. Sistem standard costing  menghasilkan laporan keuangan mingguan atau bulanan tetapi dalam lingkungan bisnis yang dinamis, manajer memerlukan informasi dan laporan yang lebih cepat untuk menghadapi perubahan.
Meskipun standard costing telah dikritik ketika digunakan dalam lingkungan bisnis modern, tetap saja masih banyak digunakan oleh banyak organisasi saat ini. Syaratnya seperti halnya dengan teknologi informasi , standar dapat diperbarui dengan cepat untuk bersaing dengan perubahan lingkungan.Oleh karena itu dengan didampingi Sistem Teknologi Informasi  yang update, sistem standar costing menjadi mungkin dalam lingkungan yang berubah dengan cepat.

Pengaruh pada motivasi  dan tindakan karyawan.

Seorang manajer sangat memperhatikan faktor-faktor dari varian yang mempengaruhi kinerja keuangan dan kinerja perusahaan pada umumnya karena prestasi mereka diukur dari peningkatan keuntungan yang signifikan. Balasannya/Reward terhadap pencapaian tersebut adalah peningkatan insentif, tunjangan, promosi jabatan dll. Sehingga akan memotivasi manajer dan karyawan untuk meningkatkan kinerja individu.

Usaha lainnya yang kerap kali dilakukan oleh para manajer adalah bekerja keras mencapai standar atau memanipulasi standar yang telah ditetapkan. Memilah antara biaya-biaya yang dapat dikontrol dan biaya-biaya yang tidak dapat dikontrol sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang memuaskan.

Sebaliknya jika faktor-faktor seperti perencanaan varian terindikasi merugi maka baik manajer dan karyawan akan terdemotivasi untuk bekerja. Sehingga seorang manajer tidak dahulu dipersalahkan sebelum mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penyebab kemunduran atau kerugian perusahaan. Bisa jadi varian yang merugikan adalah dari penerapan standar yang terlalu ideal.

Varian adalah penting bagi manajer, mereka mungkin melakukan apa saja untuk 'membuat' varian menguntungkan. Oleh karena itu, ukuran kinerja lainnya harus diatur sehingga manajer tidak bisa lepas dari kinerja yang buruk.

Bagi Akuntan standard costing pada sistem ABC, JIT, TQM bukan hanya tentang angka. Yang terpenting bagi Akuntan - dapat menafsirkan angka-angka yang mereka hitung dan menerjemahkannya dalam konteks kinerja yang tinggi.