dzikir

Kamis, 11 April 2013

Asumsi Perilaku Manusia ditinjau dari Akuntansi Keperilakuan

Teori Klasik 
Teori ekomomi maupun manajemen klasik mengasumsikan bahwa tujuan utama dari aktifitas bisnis adalah memaksimalkan laba perusahaan begitu pula dengan anggota organisasi motivasi utamanya karena faktor ekonomi.

Teori ini mengasumsikan bahwa seorang manajer akan disibukan dengan pekerjaan yang memaksimalkan pendapatan dan meminimalkan biaya.

Teori ini juga mengasumsikan bahwa pekerjaan adalah tidak menyenangkan dan sebisa mungkin dihindari. Pekerja diasumsikan pemalas dan tidak effisien.

Hanya insentif ekonomi (Gaji, Sertifikasi, Tunjangan) yang dapat memotivasi orang untuk bekerja. Bagaimana pekerja diperusahaan/organisasi anda?.
Berdasarkan asumsi ini, maka sistem akuntansi dibuat terstruktur untuk membantu manajemen memaksimalkan laba perusahaan., memastikan dan mengontrol kinerja, bahkan untuk merencanakan aksi perusahaan selanjutnya.

Dalam Posisi ini seorang akuntan berperan sebagai penyedia informasi bagi manajemen dan menyeleksi informasi keuangan-yang paling berguna bagi manajemen, bahkan seorang akuntan dapat mengupdate informasi keuangan tersebut dan memutuskan untuk diberikan kepada siapa informasi tersebut.

Teori Modern 
Teori organisasi modern berbeda pandangan tentang asumsi dasar yang dibangun terutama tentang tujuan perusahaan dan perilaku anggota/pegawai didalamnya

.Tidak ada tujuan utama seperti maksimalisasi laba perusahaan. Jika ada hanyalah bagaimana perusahaan atau organisasi tersebut agar survival dalam persaingan bisnis.

Dalam pandangan teori organisasi modern , perusahaan memiliki banyak tujuan. Tujuan ini akan berubah sesuai dengan  responnya terhadap lingkungan eksternal perusahaan dan perubahan perilaku yang didominasi oleh para pekerja dalam organisasi perusahaan. bahkan dalam beberapa kasus sangat dimungkinkan terjadinya konflik dengan tujuan yang lainnya.

Tujuan dari Perusahaan berdasarkan teori modern lebih kompleks dibandingkan dengan teori klasik.
Teori organisasi modern juga memandang perilaku manusianya lebih kompleks, yang tidak cuma termotivasi karena motif ekonomi atau tambahan insentif, pekerja lebih termotifasi karena faktor sosial, psikologi, dan dorongan kebutuhan ekonomi.

Kekuatan masing masing faktor ini berbeda pada tiap orang tergantung pada latar belakang dan situasi kehidupan mereka saat ini.

Teori modern memandang pekerjaan sebagai tempat mencurahkan segala potensi yang mereka miliki, menambah arti dan kepuasan dalam kehidupan mereka.

 Pekerja akan merasa bahagia, menikmatinya karena pekerjaan dapat memuaskan salah satu dari kebutuhan dasar mereka.

Dari pada mengejar keuntungan yang besar, seorang manajer malah menjadi problem solver, koordinator, dan pembuat keputusan tentang aksi yang akan dilakukan perusahan,  penyeimbang baik dalam survivalnya sebuah perusahaan. dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Akuntansi dalam hal ini lebih berperan sebagai Sistem Informasi yang digunakan oleh tiap jenjang manajemen dalam pembuatan keputusan mereka.

Sehingga menghasilkan lebih banyak Rencana bisnis, Kontrol dan  penggunaan laporan keuangan untuk keperluan yang lebih baik. Sistem akuntansi berdasarkan kesadaran akan kompleksitas perilaku manusia dan memahami bagaimana mereka bereaksi terhadap informasi akuntansi.

Implikasinya adalah bahwa informasi akuntansi menjadi bermanfaat pada organisasi perusahaan modern, tidak hanya menyajikan data keuangan, lebih dari pada itu menjadi sistem informasi manajemen inklusif.

Akuntan yang mendesainnya harus  memahami kompleksitas tujuan organisasi, sosial, psikologi, dan faktor ekonomi yang mempengaruhi perilaku manusia.(nurkhikmah)